Sejarah Desa
Sejarah Desa Pangkah
Desa Pangkah merupakan salah satu dari sebelas desa di Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif, desa ini tercatat dengan kode Kemendagri 33.26.18.2008 dan dikenal sebagai wilayah agraris yang berkembang dari pemukiman kecil menjadi desa yang mandiri.
Nama "Pangkah" sendiri belum memiliki jejak sejarah tertulis yang kuat, namun keberadaannya sudah melekat pada peta administrasi sejak lama bersama desa-desa tetangga di Karangdadap. Penduduk awalnya bermata pencaharian sebagai petani, sebelum berkembang dengan munculnya industri rumah tangga batu bata merah.
Pada era modern, Desa Pangkah mulai dikenal sebagai salah satu sentra pengrajin batu bata merah di Kabupaten Pekalongan. Aktivitas ini dilaksanakan secara turun-temurun, dengan pembuatan bata berlangsung di gubuk-gubuk sederhana, mengolah tanah liat dan pembakaran tradisional dengan bahan bakar sekam dan kayu lokal, bahkan penghasilannya mampu menembus daerah luar Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi :contentReference[oaicite:1]{index=1}.
Selanjutnya, Desa Pangkah turut ambil bagian dalam program pemerintah daerah seperti pembagian BLT Dana Desa, intervensi stunting melalui “kelas Mbahyi” sejak 2018, yang berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat :contentReference[oaicite:2]{index=2}. Program tersebut menunjukkan sinergi antara pembangunan fisik dan peningkatan kualitas hidup warga.
Dua kegiatan kebudayaan menjadi penanda kelok perkembangan desa ini: tradisi kegiatan Legenonan (sedekah bumi) dan pagelaran Wayang Golek, yang rutin digelar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan keberkahan desa. Acara ini umumnya diselenggarakan pada bulan Juni di alun-alun desa, dengan partisipasi warga dan dalang lokal :contentReference[oaicite:3]{index=3}.
Kini, Desa Pangkah terus bertransformasi dengan menggabungkan elemen agraris, industri batu bata, kesehatan masyarakat, dan pelestarian budaya. Kolaborasi antara pemerintah desa dan warga diharapkan dapat menjadikan Pangkah sebagai desa yang tangguh, maju, dan berbudaya.